- Imam al ghazali menasehati setiap penuntut ilmu: "barang siapa yang menuntut ilmu dengan tujuan manfaat duniawi, untuk berkompetisi (tanaafus), mencari simpati atau perhatian orang dan untuk kebanggaan diri maka sesungguhnya orang tersebut telah mencampakkan dirinya dalam jurang kehancuran. Jika ada guru yang memberinya ilmu dengan tujuan duniawi tersebut maka guru tersebut telah membantunya dalam kerusakan, seperti seorang yang menjual pedang (senjata) kepada perampok, padahal ia tahu akan digunakan untuk kejahatan.
- Ilmu tidak berarti berlawanan vis to vis dengan materi duniawi. Dengan ilmu, dunia akan ikut. Tetapi mengejar dunia semata, yakin tidak akan memperoleh ilmu. Sama halnya akhirat tidak dapat dijual dengan dunia. Menanam padi biasanya rumput akan ikut tumbuh, tidak sebaliknya.
- Keberkahan ilmu sangat ditentukan oleh penghargaan dan penghormatan (ta'dzim) murid kepada guru dan sumber ilmunya. Penghormatan lebih utama dari ketaatan. Seseorang tidak terjerumus dalam kekafiran karena ketidaktaatan, tapi seseorang menjadi kafir karena tidak menghormati. Adam as.tidak taat pada perintah untuk menghindari buah khuldi namun adam tidak kafir. Iblis tidak menghormati,bahkan arogan, pada perintah Tuhan, menjadi kafir dan dihukum kekal di neraka.
- Ilmu tidak berarti berlawanan vis to vis dengan materi duniawi. Dengan ilmu, dunia akan ikut. Tetapi mengejar dunia semata, yakin tidak akan memperoleh ilmu. Sama halnya akhirat tidak dapat dijual dengan dunia. Menanam padi biasanya rumput akan ikut tumbuh, tidak sebaliknya.
- Keberkahan ilmu sangat ditentukan oleh penghargaan dan penghormatan (ta'dzim) murid kepada guru dan sumber ilmunya. Penghormatan lebih utama dari ketaatan. Seseorang tidak terjerumus dalam kekafiran karena ketidaktaatan, tapi seseorang menjadi kafir karena tidak menghormati. Adam as.tidak taat pada perintah untuk menghindari buah khuldi namun adam tidak kafir. Iblis tidak menghormati,bahkan arogan, pada perintah Tuhan, menjadi kafir dan dihukum kekal di neraka.
0 comments:
Post a Comment