Suara ANNAHDLAH UP - "Kematian adalah sebuah kebenaran. Dalam artian tak seorangpun yang bisa menolak kematian tersebut. Kematian adalah Babun (Pintu) dan semua orang akan masuk ke babun tersebut. Demikian juga gurutta', beliau lebih dahulu masuk ke babun tersebut mendaului kita semua". Ungkap beliau memulai sambutannya, sebelum diadakan shalat jenazah untuk almarhum gurutta'.
"Kematian adalah daerah yang tidak diketahui. Tak ada seorangpun peneliti yang dapat kembali ketika ingin meneliti kematian tersebut". Lanjut beliau.
"semua yang hidup, datang ke dunia pasti membawa tugas pokok dan apabila tugas pokok tersebut telah selesai dilakukannya maka ia akan mati. Andai ayam bisa bicara, maka ia akan berkata kepada manusia, "Hai manusia, saya diciptakan agar manusia bisa makan ayam. Dan ketika saya sudah tiada lagi, akan ada beribu-ribu anak-anakku yang akan menggantikanku." Terang gurutta'.
"Demikian juga dengan almarhum Gurutta' Harisah, beliau datang ke dunia membawa Muhimmah untuk melindungi isterinya, mendidik dan memelihara anaknya, berkhidmat melayani ummat melalui pesantren. Andai kata beliau bisa bicara sekarang, beliau akan berkata, "Hai isteriku, Hj. Jawariah, kita telah sama-sama dalam puluhan tahun dan saya telah menjaga dan mengayomi kamu. Hai anak-anakku, saya telah mendidik kalian, saya telah memelihara kalian suka dan duka. Dan kepada santriku, saya telah menyelesaikan tugasku, saya telah dipanggil oleh Alah untuk menghadap kepadanya." Lanjut Gurutta'.
Kemudian gurutta' Sanusi melanjutkan, "Kepergian beliau merupakan kepergian ilmu. Namun, beliau telah mewarisi ilmunya kepada ke enam anaknya,Gurutta' tidak sempat melihat promosi doktor anaknya, Dr. H. Afifuddin Harisah LC, MA yang merupakan anak sulung beliau."
"Kita semua berduka atas kepergian beliau. Saya sangat sebagai pengurus besar NU wilayah SulSel, pengurus Mesjid Raya Makassar, dan lain-lain sangat bersedih dengan kepergian beliau. Namun, kesedihan tersebut perlahan-lahan berkurang karena kedatangan bapak-bapak dan ibu-ibu mengiringi kepergian beliau."
"Selamat Jalan Pak Kiyai...." Ungkap Gurutta' dengan sedih.
"Almarhum rencananya akan dilantik sebagai pengurus NU Sulsel tanggal 6 Juni mendatang, Namun beliau tak bisa menghadiri pelantikan tersebut." Ungkap Gurutta' melanjutkan."
Gurutta' juga berpesan kepada sanak keluarga dan seluruh santri dan santriwati, "Hormatilah sahabat-sahabat beliau, karena jika kalian menghormati sahabat almarhum, berarti kalian juga telah menghormati beliau."
"Kematian adalah daerah yang tidak diketahui. Tak ada seorangpun peneliti yang dapat kembali ketika ingin meneliti kematian tersebut". Lanjut beliau.
"semua yang hidup, datang ke dunia pasti membawa tugas pokok dan apabila tugas pokok tersebut telah selesai dilakukannya maka ia akan mati. Andai ayam bisa bicara, maka ia akan berkata kepada manusia, "Hai manusia, saya diciptakan agar manusia bisa makan ayam. Dan ketika saya sudah tiada lagi, akan ada beribu-ribu anak-anakku yang akan menggantikanku." Terang gurutta'.
"Demikian juga dengan almarhum Gurutta' Harisah, beliau datang ke dunia membawa Muhimmah untuk melindungi isterinya, mendidik dan memelihara anaknya, berkhidmat melayani ummat melalui pesantren. Andai kata beliau bisa bicara sekarang, beliau akan berkata, "Hai isteriku, Hj. Jawariah, kita telah sama-sama dalam puluhan tahun dan saya telah menjaga dan mengayomi kamu. Hai anak-anakku, saya telah mendidik kalian, saya telah memelihara kalian suka dan duka. Dan kepada santriku, saya telah menyelesaikan tugasku, saya telah dipanggil oleh Alah untuk menghadap kepadanya." Lanjut Gurutta'.
Kemudian gurutta' Sanusi melanjutkan, "Kepergian beliau merupakan kepergian ilmu. Namun, beliau telah mewarisi ilmunya kepada ke enam anaknya,Gurutta' tidak sempat melihat promosi doktor anaknya, Dr. H. Afifuddin Harisah LC, MA yang merupakan anak sulung beliau."
"Kita semua berduka atas kepergian beliau. Saya sangat sebagai pengurus besar NU wilayah SulSel, pengurus Mesjid Raya Makassar, dan lain-lain sangat bersedih dengan kepergian beliau. Namun, kesedihan tersebut perlahan-lahan berkurang karena kedatangan bapak-bapak dan ibu-ibu mengiringi kepergian beliau."
"Selamat Jalan Pak Kiyai...." Ungkap Gurutta' dengan sedih.
"Almarhum rencananya akan dilantik sebagai pengurus NU Sulsel tanggal 6 Juni mendatang, Namun beliau tak bisa menghadiri pelantikan tersebut." Ungkap Gurutta' melanjutkan."
Gurutta' juga berpesan kepada sanak keluarga dan seluruh santri dan santriwati, "Hormatilah sahabat-sahabat beliau, karena jika kalian menghormati sahabat almarhum, berarti kalian juga telah menghormati beliau."
0 comments:
Post a Comment