Suara ANNAHDLAH UP - Malam Pertama Meninggalnya Gurutta' dihiasi dengan lantunan tadarrus Al Qur'an oleh para santri dan alumni. Pada kesempatan itu, Dr. Afifuddin Harisah LC, MA selaku anak sulung beliau, mengisi malam itu dengan berbicara di depan santri dan alumni dengan maksud menjelaskan tentang tradisi yang dianut oleh pesantren ANNAHDLAH UP.
Beliau menjelaskan bahwa tradisi di pesantren ANNAHDLAH UP yang berbasis aswajah ini tetap memberikan makan di rumah orang yang kematian. "Bukan orang mati yang yang dikasi makan, bukan pula kita makan di rumahnya orang mati, karena rumahnya orang mati di kuburan". Terang Ustadz Afifuddin dengan diselingi canda.
"Kita berkumpul di rumah orang yang sedang berduka untuk meringankan dukanya dengan membaca ayat-ayat al Qur'an dan menamatkan al Qur'an. Kalaupun ada disediakan ala kadarnya, itu tak ada hubungannya dengan orang yang mati." Lanjut beliau menjelaskan.
"Selain itu, tradisi kita juga adalah selalu meniatkan pahalanya apa yang kita makan kepada Almarhum. Kami selaku keluarga menyediakan ala kadarnya kepada hadirin dan pahalanya (memberi makan) itu kita niatkan kepada almarhum, jadi kalau tidak dimakan, pahalanya berkurang. tapi kalau dimakan, kalian kenyang, kalian dapat pahala, gurumu juga dapat pahala. Jadi jangan malu-malu untuk memakannya. Kami tidak merasa terbebani dengan makanan itu karena sponsornya juga kuat. Maulana.....!!! Itu kecil bagi Ust. Maulana ". ungkap beliau dengan diselingi tawa yang renyah.
Beliau menjelaskan bahwa tradisi di pesantren ANNAHDLAH UP yang berbasis aswajah ini tetap memberikan makan di rumah orang yang kematian. "Bukan orang mati yang yang dikasi makan, bukan pula kita makan di rumahnya orang mati, karena rumahnya orang mati di kuburan". Terang Ustadz Afifuddin dengan diselingi canda.
"Kita berkumpul di rumah orang yang sedang berduka untuk meringankan dukanya dengan membaca ayat-ayat al Qur'an dan menamatkan al Qur'an. Kalaupun ada disediakan ala kadarnya, itu tak ada hubungannya dengan orang yang mati." Lanjut beliau menjelaskan.
"Selain itu, tradisi kita juga adalah selalu meniatkan pahalanya apa yang kita makan kepada Almarhum. Kami selaku keluarga menyediakan ala kadarnya kepada hadirin dan pahalanya (memberi makan) itu kita niatkan kepada almarhum, jadi kalau tidak dimakan, pahalanya berkurang. tapi kalau dimakan, kalian kenyang, kalian dapat pahala, gurumu juga dapat pahala. Jadi jangan malu-malu untuk memakannya. Kami tidak merasa terbebani dengan makanan itu karena sponsornya juga kuat. Maulana.....!!! Itu kecil bagi Ust. Maulana ". ungkap beliau dengan diselingi tawa yang renyah.
0 comments:
Post a Comment